REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kompleks Capitol Hill di Washington ditutup usai petugas keamanan membunyikan alarm peringatan. Polisi mengatakan, langkah itu diambil sebagai tindak kehati-hatian usai menerima laporan dari saksi mata yang melihat asap di dekat kompleks Gedung Kongres.
Kebakaran terjadi beberapa blok dari kompleks Capitol Hill yang tengah mempersiapkan gladi resik pelantikan Presiden terpilih Joe Biden. Sebelumnya, Lima orang tewas dalam penyerbuan pendukung Donald Trump ke Gedung Kongres pada 6 Januari lalu.
Pemerintah AS mengerahkan puluhan ribu Garda Nasional untuk mengamankan Capitol Hill dan sekitar Washington D.C. Pada Senin (19/1) BBC melaporkan, usai penutupan, tidak ada ancaman dari publik. Sementara, Kongres sedang reses.
Usai penyerangan awal bulan ini, keamanan di Capitol diperketat. Jalan-jalan dan taman sekitar kompleks Gedung Kongres, yakni National Mall sudah ditutup. Gedung Putih dijaga dengan kawat besi. Geladi resik yang dijadwalkan Senin (18/1) lalu ditunda.
Washington D.C. dan 50 negara bagian AS waspada terhadap risiko pengunjuk rasa bersenjata. FBI sudah memperingatkan kemungkinan demonstran pro-Trump yang bersenjata akan turun ke jalan di seluruh ibu kota negara bagian.
Sesaat usai dilantik Biden akan mengeluarkan perintah eksekutif yang mengubah kebijakan Trump. Di antaranya, mencabut larangan masuk bagi imigran dari negara mayoritas Muslim dan membawa kembali AS ke perjanjian iklim Paris.