REPUBLIKA.CO.ID, BAKU -- Tentara Azerbaijan kehilangan setidaknya 2.855 personel selama operasinya dalam membebaskan wilayah yang diduduki Armenia di wilayah Nagorno-Karabakh dan sekitarnya. Hal itu diungkap Kementerian Pertahanan Azerbaijan, pada Senin (18/1).
Kementerian juga memperbarui jumlah korban tewas dari perang Nagorno-Karabakh, yang dimulai pada 27 September 2020 dan berakhir pada 10 November lalu. Jumlah martir, yang sebelumnya diumumkan sebanyak 2.841, diperbarui menjadi 2.855 setelah mengetahui beberapa pemakaman dan identitas martir.
Negara itu juga mengumumkan sebanyak 50 tentara masih hilang. Kementerian sekaligus membagikan daftar tentara yang dimakamkan ke publik.
Nagorno-Karabakh
Hubungan antara bekas republik Soviet : Armenia dan Azerbaijan telah tegang sejak 1991, ketika militer Armenia menduduki Karabakh Atas, yang juga dikenal sebagai Nagorno-Karabakh, yang secara internasional diakui sebagai wilayah Azerbaijan, dan tujuh wilayah yang berdekatan. Ketika bentrokan baru meletus 27 September 2020 lalu, Armenia melancarkan serangan terhadap warga sipil dan pasukan Azerbaijan dan bahkan melanggar perjanjian gencatan senjata kemanusiaan.