REPUBLIKA.CO.ID, MUSKAT -- Oman kembali membuka sekolah-sekolah tatap muka pada minggu lalu. Kendati demikian, para orang tua masih enggan mengirim anak-anak mereka kembali ke kelas.
Para orangtua mengaku masih khawatir dan tidak ingin anak-anak mereka terpapar virus corona, bahkan setelah 10 bulan belajar online. Mereka berpendapat, sulit menerapkan jarak sosial pada anak-anak.
“Saya enggan menyekolahkan anak-anak saya saat pandemi masih terjadi di antara kami. Tidak mungkin memastikan jarak sosial pada anak-anak kecil, di mana mereka saling mendorong atau bermain bersama setiap kali mereka bertemu," kata Fahad Al Rajab (47) yang anaknya bersekolah di sekolah dasar di Muscat.
“Risiko infeksi masih tinggi dan saya tidak akan mengambil risiko itu. Pendidikan online masih satu-satunya solusi,” ucap dia dilansir dari The National News pada Rabu (20/1).
Oman pada Selasa (19/1) melaporkan 135 kasus baru dan dua kematian akibat Covid-19. Secara keseluruhan, Oman telah mencatat 132.146 kasus, termasuk 124.398 sembuh dan 1.516 kematian.
“Saya memiliki masalah medis yang mendasarinya dan saya tidak ingin anak-anak saya terkena infeksi dan menularkan kepada saya. Makanya saya tidak mempertimbangkan untuk membawa mereka kembali ke kelas," kata Raisa Al Kindi (51) yang memiliki tiga anak usia sekolah.