REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pentagon memulangkan dua belas anggota pasukan Garda Nasional yang bertugas menjaga keamanan pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Hasil pemeriksaan menunjukan 12 orang itu memiliki hubungan dengan kelompok ekstremis sayap-kanan.
Juru bicara Pentagon mengatakan pemeriksaan tidak hanya seputar hubungan dengan kelompok ekstremis. Kepala Biro Garda Nasional Jenderal Daniel Hokanson mengatakan salah satu anggotanya dicopot dari tugas karena kedapatan memiliki pesan bermasalah yang dilaporkan ke saluran khusus.
"Kami, berdasarkan tindak kehati-hatian, segera mengambil tindakan dan mencopot mereka dari garis tugas di Capitol Hill dan acara yang sedang berlangsung," kata juru bicara Pentagon Jonathan Hoffman, Selasa (19/1).
Ahad (17/1) lalu Pelaksana Tugas Menteri Pertahanan AS Chris Miller mengatakan FBI membantu militer memeriksa lebih dari 25 ribu pasukan Garda Nasional yang ditugaskan menjaga Capitol Hill dari potensi ancaman keamanan. Pengerahan pasukan ini dilakukan menjelang pelantikan Biden.
Pemeriksaan sudah dilakukan sejak pekan lalu. FBI juga sedang memeriksa apakah ada tentara yang terlibat dalam kerusuhan 6 Januari dalam penyerangan pendukung Donald Trump ke Gedung Kongres AS.
Pekan lalu Garda Nasional Negara Bagian Virginia mengatakan petugas polisi Jacob Fracker yang didakwa terlibat dalam kekerasan di Capitol adalah kopral di Garda Nasional dan menjabat sebagai anggota infanteri.