REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Seorang wali kota Prancis mengecam kampanye pemerintah pusat terkait "separatisme Islam" setelah sebuah masjid di kotanya ditutup dengan dalih memerangi radikalisme.
Patrick Floquet, wali kota Montmagny di utara Prancis, mengecam ketidakmampuan pemerintah pusat atas penutupan sebuah masjid yang telah beroperasi tanpa kontroversi selama lima tahun terakhir.
“Tidak pernah ada masalah atau pertanyaan untuk menutup masjid ini karena itu,” ungkap dia kepada harian Prancis Le Parisien.
Masjid itu termasuk di antara sembilan tempat ibadah umat Islam yang ditutup oleh Kementerian Dalam Negeri Prancis.
Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin pada 15 Januari mengungkapkan bahwa masjid itu termasuk di antara 18 tempat yang secara khusus diawasi atas permintaannya.
Di antara alasan penutupan masjid adalah ketidakpatuhan terhadap standar keamanan, menyebarkan pidato radikal atau mempraktikkan separatisme, menurut harian Le Figaro. Sekitar 89 tempat ibadah yang diduga terkait separatisme sedang diselidiki, tambah harian itu.