REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Joe Biden resmi dilantik sebagai presiden ke-46 Amerika Serikat (AS) pada Rabu (20/1). Dalam pidato pengukuhannya, dia berjanji akan menjadi presiden bagi semua warga Amerika.
"Ini adalah hari demokrasi. Banyak yang harus kita perbaiki dan capai," kata Biden yang dilantik di depan gedung US Capitol.
Dia pun menyuntikkan motivasi dengan menyebut bahwa AS tidak pernah gagal ketika rakyatnya bertindak bersama. "Mari kita mulai mendengarkan satu sama lain, bertemu satu sama lain, saling menghormati," ucapnya.
Biden mengatakan setiap ketidaksepakatan tidak harus menjadi penyebab perang total. Ia secara khusus merangkul warga AS yang tidak memilihnya pada pemilihan presiden (pilpres) lalu. "Jika Anda masih tidak setuju, biarkan saja. Itulah demokrasi," ujarnya.
"Dengarkan saya dengan jelas, saya akan menjadi presiden untuk semua warga Amerika. Saya berjanji kepada Anda, saya akan berjuang sekeras mereka yang tidak mendukung seperti mereka yang melakukannya," kata Biden.
Donald Trump tak menghadiri acara pelantikan Biden. Ia meninggalkan Gedung Putih lebih awal dan melakukan perjalanan ke resort miliknya di Florida. Trump menjadi presiden pertama dalam sejarah modern AS yang melewatkan pelantikan penggantinya.
Trump diketahui masih meyakini ada kecurangan dalam pilpres AS lalu. Hal itu yang menyebabkan perolehan suara elektoral dan populernya kalah oleh Biden. Dalam pidato perpisahannya sebagai presiden, Trump bahkan tak menyebut nama Joe Biden.