REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Senat Amerika Serikat (AS) telah mengkonfirmasi mantan pejabat CIA Avril Haines sebagai Director of National Intelligence (DNI) atau Direktur Intelijen Nasional AS, Rabu (20/1) waktu setempat. Haines menjadi anggota kabinet pertama yang mendapatkan persetujuan Senat beberapa jam setelah Presiden Joe Biden dilantik.
Konfirmasi Haines di Senat juga menjadikannya sebagai perempuan pertama yang memimpin badan intelijen nasional AS. Dia mendapatkan suara setuju 84 berbanding 10 tidak setuju.
Seperti dilansir laman CNN, Haines akan mengambil alih komunitas intelijen yang berulang kali diremehkan dan dikesampingkan oleh Donald Trump selama empat tahun masa jabatannya. Direktur intelijen nasional adalah pejabat intelijen tertinggi presiden dan memimpin sebuah badan yang mengkoordinasikan seluruh komunitas intelijen, sebanyak 17 badan dan organisasi.
Haines (51 tahun) adalah veteran dunia intelijen. Dia pernah menjabat sebagai wakil direktur CIA dan wakil penasihat keamanan nasional di pemerintahan Obama-Biden sebelumnya.
Setelah Trump dituduh mempolitisasi dan mengasingkan komunitas intelijen, Haines berjanji untuk tetap bersikap apolitis. Dia juga mengatakan akan berusaha untuk membangun kembali kepercayaan dengan badan intelijen sekutu AS, setelah kekacauan pemerintahan Trump.
"Untuk menjaga integritas komunitas intelijen kami, Director of National Intelligence (DNI) harus menegaskan bahwa, jika menyangkut intelijen, tidak ada tempat untuk politik - selamanya," kata Haines dalam sidang konfirmasi dilansir laman Yahoo News, Kamis (21/1).