REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kamala Harris mencetak sejarah sebagai perempuan, warga keturunan Asia Selatan dan kulit hitam pertama yang terpilih sebagai Wakil Presiden Amerika Serikat (AS). Namun banyak pihak bertanya-tanya, apa tugas Harris ke depan selama mendampingi Biden?
"Sejujurnya, tugas wakil presiden hanya mengisi posisi presiden bila meninggal," kata direktur kajian kepresidenan University of Virginia, Barbara Perry pada BBC, Jumat (22/1).
Perry mengatakan, kecuali bila presiden meninggal atau sakit parah maka tugas wakil presiden lebih banyak duduk dan menunggu. "Salah satu wakil presiden di awal abad ke-20 pernah mengatakan 'setiap hari saya mengetuk pintu Gedung Putih dan berharap presiden akan menjawabnya'," kata Perry.
Namun, tidak berarti wakil presiden pekerjaan yang mudah. Sembilan dari 45 presiden turun sebelum masa jabatannya berakhir. Delapan di antaranya meninggal dunia, artinya seperlima dari semua presiden. Sehingga membuat wakilnya naik jabatan secara tiba-tiba.
Biden yang berusia 78 tahun, presiden tertua yang pernah dilantik memberi tekanan lebih pada wakilnya. Di masa pemerintahan Presiden Jimmy Carter, peran wakil presiden menjadi lebih besar.
Perry mengatakan, sebagai mantan gubernur Georgia, Carter membangun pencalonannya sebagai orang luar. "Ia tahu, ia tidak mengenal Washington," kata Perry.
Jadi, jelas Perry, ketika Carter memenangkan pemilihan calon presiden, ia mengajak Walter Mondale. Mondale adalah seorang senator lama AS yang akan menunjukkannya tali dan 'mitra pemerintah yang sebenarnya'.
Hubungan dekat mereka relatif baru tapi strategi mereka cocok dengan baik. Karena wakil presiden menawarkan keseimbangan geografis dan ideologis bagi presiden. Praktik ini berlanjut hingga saat ini. Barack Obama yang muncul sebagai politisi baru, mengajak Joe Biden yang saat itu sudah 35 tahun di politik.
Donald Trump mengajak Mike Pence, seorang evangelis yang membuatnya dapat dengan mudah menarik kalangan religius. Sementara itu, Harris mengisi kelemahan Biden di usia, gender dan ras. Tidak lama setelah dilantik, Harris langsung bekerja dengan atasan barunya.
BBC melaporkan, Harris menghadiri semua rapat penting selama transisi pemerintahan. Ia membantu membentuk agenda-agenda Biden. Harris memberikan masukan pada 15 perintah eksekutif yang ditandatangani Biden di hari pertamanya.