REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana berpendapat hubungan Amerika Serikat (AS) dan China akan tetap memanas di era pemerintahan Presiden Joe Biden. Salah satu alasan yakni AS tetap memberikan dukungan kuat ke Taiwan.
"Pergantian pemimpin di AS dari Donald Trump ke Joe Biden disambut baik oleh China. Jubir Kementerian Luar Negeri China mengungkap optimisme ini dengan mengatakan 'malaikat baik hati dapat menang atas kekuatan jahat'. Namun, optimisme China tersebut bisa jadi tidak terwujud," ujarHikmahanto Juwana dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Dia mengatakan ada tiga alasan utama hubungan AS dan China akan tetap "panas" pada masa pemerintahan Joe Biden. Pertama, dalam acara angkat sumpah Joe Biden sebagai Presiden AS, perwakilan dari Taiwan diundang hadir. Padahal, Pemerintah China berupaya agar negara-negara di dunia hanya mengakui satu China yaitu People's Republic of China.
"Pemerintahan di Taiwan yang menamakan diri sebagai Republic of China dalam perspektif pemerintah China merupakan bagian darinya," kata Hikmahanto.
Lebih lanjut dia mengatakan, undangan kepada perwakilan Taiwan untuk menghadiri pelantikanJoe Biden bisa dianggap sebagai tindakan tidak bersahabat Biden terhadap China.
Baca juga : Jadi Wakil Presiden, Apa Tugas Kamala Harris?
Kedua, lanjut Hikmahanto, meski terjadi perubahan kepemimpinan di AS, para birokrat AS tetap menjabat dalam kabinet pemerintahan. "Para pejabat inilah yang akan memastikan kebijakan terhadap China pada masa Trump akan tetap dilanjutkan pada masa pemerintahanBiden," ujar dia.