REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Kelompok ISIS telah mengklaim bertanggung jawab atas bom bunuh diri yang paling mematikan dalam hampir tiga tahun di Baghdad, Irak, pada Kamis (21/1). Peristiwa yang terjadi di pasar yang ramai ini menewaskan 32 orang dan melukai 110 lainnya.
Setelah tengah malam, ISIS memposting klaim tanggung jawab atas serangan di saluran propaganda daring. Meskipun pemerintah Irak menyatakan telah mengalahkan ISIS secara teritorial, kelompok itu tidak pernah benar-benar pergi.
Penyerang pertama menarik kerumunan di pasar yang ramai di Tayaran Square dengan mengaku merasa sakit. Kemudian, Kementerian Dalam Negeri menyatakan, dia meledakkan sabuk bahan peledaknya. Ketika lebih banyak orang berbondong-bondong ke tempat kejadian untuk membantu para korban, pelaku bom bunuh diri kedua meledakkan bahan peledaknya.
Serangan itu merupakan bom ganda pertama di Baghdad sejak Januari 2018. Pasar terbuka, tempat pakaian bekas dijual di kios-kios, telah dipenuhi orang-orang setelah pencabutan kuncian hampir satu tahun akibat Covid-19 di seluruh negara Timur Tengah.
Perdana Menteri Irak, Mustafa al-Khadhimi, memuji tekad warga terhadap kejahatan keji ISIS. "Orang-orang kami telah membuktikan tekad mereka dalam menghadapi terorisme Daesh," katanya di Twiiter, merujuk pada ISIS dengan akronim mereka dalam bahasa Arab.