REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan pihaknya telah mendiskusikan sejumlah isu dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden termasuk migrasi, pandemi Covid-19, dan kerja sama bilateral, pada Jumat (22/1). Disuksi dilakukan lewat panggilan telepon pertama mereka sejak Biden mengambil alih kursi kepresidenan AS pekan ini.
"Percakapan melalui telepon itu "menyenangkan dan penuh hormat," kata Lopez Obrador dalam sebuah cuitan singkat di Twitter. Dia tampak tersenyum dalam sebuah foto, duduk di meja dengan Menteri Luar Negeri Marcelo Ebrard, dan mantan kepala staf kepresidenan Alfonso Romo.
"Semuanya mengindikasikan hubungan yang akan baik dan untuk kepentingan rakyat dan bangsa kita," kata Lopez Obrador.
Meksiko memiliki peran besar dalam rencana Biden untuk reformasi imigrasi. Awal bulan ini, Meksiko membantu mengoordinasikan upaya di Amerika Tengah untuk menampung karavan besar migran yang menuju Amerika Serikat.
Meski demikian, pelantikan Biden dilakukan pada saat ketegangan yang membara atas penyelidikan AS terhadap mantan menteri pertahanan Meksiko Salvador Cienfuegos yang kini telah dihentikan.
Selama panggilan telepon berlangsung, Lopez Obrador menyoroti warisan migran Meksiko di Amerika Serikat. Ia menegaskan kembali bahwa cara terbaik untuk mengelola migrasi adalah dengan mempromosikan pembangunan di tempat-tempat yang memicu fenomena tersebut.
"Lopez Obrador mengatakan Meksiko ingin bekerja dengan Washington dalam "agenda bilateral yang luas"," kata Kementerian Luar Negeri Meksiko.
Kemenlu Meksiko juga mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kedua pemimpin sepakat bahwa tim dari kedua negara akan bekerja sama untuk menyusun pendekatan bersama untuk pembangunan, dan menggarisbawahi perlunya kerja sama untuk memerangi pandemi.
Pemerintah Meksiko juga mengatakan telah memulai pembicaraan dengan Washington tentang perintah terkait virus Corona yang ditandatangani oleh Biden untuk memberlakukan persyaratan sanitasi pada orang-orang yang memasuki wilayah AS.