REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Pemerintah Hong Kong melakukan lockdown di area semenanjung Kowloon yang menyebabkan 10 ribu penduduk harus tinggal di rumah. Para penduduk akan tetap berada di dalam rumahnya hingga tes Covid-19 yang dilakukan pada mereka sudah keluar hasilnya.
Tindakan semacam ini baru dilakukan di area tersebut sejak pandemi mulai terjadi di lingkungan padat penduduk di Jordan, Hong Kong. Di lingkungan ini terdapat banyak rumah dan apartemen tua dan padat yang menyebabkan virus dengan mudah menyebar.
Pemimpin Hong Kong Carrie Lam pihaknya sudah menyediakan setidaknya 50 titik tes Covid-19 di lokasi yang dilakukan lockdown. Sebanyak 3.000 pegawai negeri juga membantu pelaksanaan tes Covid-19 ini.
"Kami melakukan ini juga untuk menghilangkan kekhawatiran warga karena ada pembicaraan bahwa ini adalah daerah epidemi, dan itu mempengaruhi kehidupan orang-orang di dalamnya, dari segi psikologi dan bisnis," kata Lam, Sabtu (23/1).
Pada pukul 13.00 waktu setempat, pemerintah mengatakan sekitar 3.000 telah diuji di daerah tersebut. Area yang sudah dilakukan pengujian itu sebelumnya telah mengkonfirmasi sebanyak 162 kasus Covid-19 terjadi selama Januari 2021.
Pihak berwenang Hong Kong, juga telah mengambil tindakan untuk memerangi pandemi. Pembatasan lain yakni larangan makan di rumah makan setelah jam 6 sore, dan penutupan fasilitas seperti tempat olah raga, salon, dan bioskop. Pekan lalu, Hong Kong juga telah memperpanjang waktu pegawai negeri untuk bekerja dari rumah hingga 27 Januari.
Hong Kong mencatat 81 kasus Covid-19 baru pada Sabtu (23/1). Jumlah total kasus sebanyak 10.010. Lebih dari 160 dinyatakan meninggal. Puncak wabah yang terjadi pada Juli 2020 lalu, setiap harinya Hong Kong bisa mencatat lebih dari 100 infeksi baru.