REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Jenderal tinggi Spanyol mengundurkan diri pada Sabtu (23/1) setelah dituduh menerima vaksin Covid-19 mendului kelompok prioritas. Dia menjadi salah satu dari sejumlah pejabat publik yang telah memicu kemarahan publik karena laporan bahwa mereka telah melewati antrean vaksinasi.
Dalam pernyataan pengunduran kepala staf pertahanan, Jenderal Miguel Angel Villaroya, Kementerian Pertahanan mengindikasikan tetapi tidak secara eksplisit menyatakan bahwa dia telah mendapatkan vaksinasi. "Tidak pernah bermaksud mengambil keuntungan dari hak istimewa yang tidak dapat dibenarkan yang merusak citra Angkatan Bersenjata dan meragukan kehormatan jenderal," katanya.
Menteri Pertahanan Margarita Robles telah meminta penjelasan Villaroya, setelah laporan media sehari sebelumnya. Dalam laporan itu, dilaporkan dia telah menerima vaksinasi. Kementerian Pertahanan menegaskan, bahwa Villaroya mengambil keputusan yang menurutnya benar. Hanya saja langkah itu dinilai merusak citra publik Angkatan Bersenjata.
Warga Spanyol marah atas lompatan antrean yang terjadi oleh pejabat publik dalam menerima vaksin virus Corona. "Jenderal Villarroya dan rekan lainnya, rekan saya berusia 67 tahun, menderita Alzheimer dan buta. Kami sedang menunggu vaksinnya. Seorang juru tulis dan mantan perawat dan kami berada di kelompok pertama. Apakah kamu (Jenderal Vellaroya) lebih penting?" kata tweet akun @Marcosendra1.
Dilansir dari laman Reuters, tingkat infeksi nasional di Spanyol telah melonjak sejak akhir Desember, dengan 42.885 kasus baru ditambahkan ke penghitungan pada Jumat sehingga total kasus menjadi 2.499.560. Sebanyak 400 kematian baru dilaporkan dengan total korban tewas 55.441 jiwa.
https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-spain/top-spanish-general-resigns-over-allegations-of-vaccination-queue-jumping-idUSKBN29S0LB?il=0