REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Menteri Kesehatan Malaysia Adham Baba mengumumkan pada akhir pekan ini bahwa program vaksinasi virus corona akan dimulai pada 26 Februari. Malaysia masih bergulat dengan lonjakan kasus Covid-19.
Keadaan darurat nasional diumumkan pada 12 Januari untuk mengekang penyebaran Covid-19 di Malaysia. Negeri Jiran melaporkan 4.275 kasus virus corona baru pada Sabtu lalu yang mana menjadi jumlah infeksi harian tertinggi hingga saat ini. Dengan demikian jumlah total kasus yang dikonfirmasi menjadi 180.455.
"Pemerintah Malaysia akan memulai peluncuran program vaksinasi pada 26 Februari," kata Baba dilansir dari Arab News pada Ahad (24/1).
"Semua persiapan untuk program ditingkatkan saat ini. Ini akan gratis untuk semua orang Malaysia," kata Baba.
Program Imunisasi Nasional di Malaysia diharapkan mencakup 27 juta dari 32 juta populasi negara pada kuartal pertama tahun 2022. Pekan lalu, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengatakan pemerintah yakin dapat memenuhi target program 12 bulan untuk memvaksinasi lebih dari 80 persen populasi.
Baba dan Menteri Sains dan Teknologi Khairy Jamaluddin membentuk panitia khusus pada Oktober untuk memperkuat pengadaan vaksin secara transparan sambil memprioritaskan kampanye imunisasi nasional. Pemerintah telah mengalokasikan RM 3 miliar ($ 742 juta) untuk inisiatif tersebut.
Pemerintah Malaysia telah mengamankan pasokan vaksin untuk mencakup 12,8 juta orang melalui perjanjian yang ditandatangani dengan Pfizer, AstraZeneca, dan COVAX, yang merupakan mekanisme pengadaan gabungan global untuk vaksin Covid-19. Malaysia diharapkan menerima batch pertama vaksin Pfizer pada akhir Februari.
Lebih banyak pengadaan vaksin sedang dilakukan, dengan pemerintah Malaysia menyelesaikan kesepakatan untuk membeli vaksin yang dikembangkan oleh Sinovac China dan CanSino Biologics. Vaksin Sputnik V Rusia juga sedang dipertimbangkan oleh pemerintah Malaysia.