REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China mengatakan, militernya akan melakukan latihan militer di Laut China Selatan pada pekan ini. Hal itu diumumkan China pada Selasa (26/1), beberapa hari setelah mengecam kehadiran Amerika Serikat di perairan yang disengketakan.
Pemberitahuan dikeluarkan oleh Administrasi Keselamatan Maritim negara China. Isi pemberitahuan tersebut meminta seluruh kapal sipil tidak masuk ke sebagian perairan di Teluk Tonkin di sebelah barat Semenanjung Leizhou, barat daya China.
Larangan masuk tersebut dicatatkan dari 27 Januari hingga 30 Januari. Namun demikian, pemberitahuan itu tidak secara rinci menyertakan tentang kapan tepatnya dimulainya latihan maupun dalam skala jenis apa mereka latihan.
Sekelompok kapal perang AS yang dipimpin kapal induk USS Theodore Roosevelt memasuki kawasan Laut China Selatan pada Sabtu (23/1). Mereka hendak mempromosikan "kebebasan laut" di wilayah perairan yang dipersengketakan China dengan beberapa negara ASEAN tersebut.
"Setelah berlayar melalui perairan ini selama 30 tahun karier saya, sangat menyenangkan berada di Laut China Selatan lagi, melakukan operasi rutin, mempromosikan kebebasan laut, dan meyakinkan sekutu dan mitra," kata Laksamana Muda Doug Verissimo, komandan yang memimpin kelompok kapal perang tersebut.
China mengeklaim kedaulatan atas Laut China Selatan hampir seluruhnya berdasarkan sejarah nine-dash line atau sembilan garis putus-putus. Dalam beberapa tahun terakhir, China semakin tegas bahkan membangun pangkalan militer di atas singkapan batu dan mengerahkan penjaga pantai dan milisi maritimnya.