REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Kota-kota di Belanda yang diguncang kerusuhan selama tiga malam berturut-turut mulai tenang. Sekitar 500 orang ditahan dalam huru-hara yang dipicu protes peraturan pembatasan sosial pandemi virus Corona itu.
Toko-toko di sejumlah kota termasuk ibu kota Amsterdam ditutup lebih awal. Kota-kota itu juga memberlakukan masa darurat untuk memberikan wewenang lebih besar bagi penegak hukum mengatasi kerusuhan yang didorong jam malam tersebut.
Pada Selasa (26/1) kemarin kerumunan remaja yang gaduh berkumpul di Amsterdam dan Hilversum saat jam malam mulai berlaku pada pukul 21.00. Kerumunan tersebut dibubarkan tanpa insiden. Petugas menahan 17 orang di Rotterdam karena melanggar peraturan jaga jarak.
Hal ini sangat berbeda pada malam sebelumnya ketika kerusuhan mengguncang kota-kota di seluruh Belanda. Lebih dari 180 orang ditahan karena membakar kendaraan, melempari polisi dengan batu dan melakukan penjarahan.
"Gambarannya benar-benar berbeda dari kemarin, kami tidak perlu menggunakan polisi anti huru-hara atau pasukan lainnya," kata Kepala Kepolisian Nasional Belanda Willem Woelders di stasiun televisi publik, Rabu (27/1).