REPUBLIKA.CO.ID, OSLO -- Norwegia akan menutup perbatasannya bagi semua pengunjung, kecuali mereka yang memiliki keperluan mendasar. Hal itu dikatakan Perdana Menteri Erna Solberg pada Rabu (27/1).
Dengan demikian, Norwegia memperketat pembatasannya pada kegiatan perjalanan, salah satu yang paling ketat di Eropa.
"Pada praktiknya, perbatasan akan ditutup untuk siapa pun yang tidak tinggal di Norwegia," kata Solberg dalam konferensi pers.
Meski pengecualian akan berlaku untuk beberapa kelompok, termasuk pekerja kesehatan dari beberapa negara, kebanyakan pekerja migran akan dicegah untuk datang, katanya.
“Apa yang kami lihat adalah bahwa virus yang bermutasi telah menyebar secara signifikan di banyak negara yang tidak memantau tingkat mutasi dengan cara yang sama seperti yang dilakukan Norwegia, Denmark, dan Inggris,” kata Solberg tentang alasan mengapa langkah-langkah terbaru diterapkan.
Negara yang bukan anggota Uni Eropa itu pada Sabtu (23/1) mengumumkan karantina wilayah pada ibu kotanya setelah kemunculan wabah varian virus corona yang lebih menular, yang pertama kali diidentifikasi di Inggris. Di antara tindakan yang diterapkan pada 23 Januari, toko-toko nonesensial di dan sekitar Oslo untuk saat ini ditutup, pertama kalinya selama pandemi.
Norwegia mengalami penurunan tingkat infeksi virus corona, kata Solberg. Tingkat reproduksi yang menunjukkan berapa banyak rata-rata orang yang terinfeksi menularkan virus, berada di angka 0,6.