REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Seorang pemuda Palestina yang dipenjarakan oleh Israel menghadapi "kondisi kesehatan yang berbahaya". Hal itu dikatakan sebuah organisasi hak asasi manusia pada Kamis (28/1).
Menurut organisasi Defense for Children International - Palestina, Amal Nahla, 17 tahun ditahan oleh pasukan Israel pada 21 Januari dan dimasukkan ke dalam penahanan administratif tanpa dakwaan apa pun selama enam bulan, dengan kemungkinan durasi diperpanjang.
Remaja itu menderita "sesak napas" dan pemeriksaan medis menunjukkan bahwa dia memiliki masalah di dada dan sistem pernapasan, kata organisasi itu dalam sebuah pernyataan. Nahla didiagnosis dengan myasthenia gravis, penyakit neuromuskuler dan autoimun jangka panjang.
Pernyataan kelompok tersebut juga mengutip laporan rumah sakit Israel, Shaare Zedek Medical Center, yang menyatakan bahwa remaja Palestina itu membutuhkan pengobatan empat kali sehari. Sekitar 4.400 warga Palestina saat ini mendekam di penjara Israel, termasuk 40 perempuan, 170 anak-anak, dan 380 orang di bawah penahanan administratif tanpa dakwaan atau pengadilan.