Ahad 31 Jan 2021 00:30 WIB

Pos Militer Bersama Turki-Rusia di Karabakh Mulai Beroperasi

Menhan Turki telah membahas masalah pertahanan dan keamanan dengan Menteri Pertahanan Azerbaijan Zakir Hasanov melalui telepon - Anadolu Agency

Menhan Turki telah membahas masalah pertahanan dan keamanan dengan Menteri Pertahanan Azerbaijan Zakir Hasanov melalui telepon - Anadolu Agency
Menhan Turki telah membahas masalah pertahanan dan keamanan dengan Menteri Pertahanan Azerbaijan Zakir Hasanov melalui telepon - Anadolu Agency

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Menteri pertahanan Turki pada Jumat mengumumkan pihaknya menyelesaikan pembangunan pusat pemantauan bersama Turki-Rusia di Karabakh, pos militer itu akan mulai beroperasi Sabtu ini.

Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa dia telah membahas masalah pertahanan dan keamanan dengan Menteri Pertahanan Azerbaijan Zakir Hasanov melalui telepon.

Baca Juga

Menhan Turki membahas tentang pembentukan pos untuk memantau kesepakatan damai di wilayah Azerbaijan yang dibebaskan dari pendudukan Armenia yang ditandatangani dengan Menlu Rusia Sergey Shoygu pada 11 November 2020.

"Pekerjaan untuk mendirikan Pusat Gabungan telah selesai. Pusat Gabungan, tempat tentara Turki dan Rusia akan beroperasi, akan memulai aktivitasnya besok [Sabtu]," kata dia pada Jumat.

"Kami percaya bahwa pusat bersama itu, di mana satu jenderal dan 38 staf kami akan beroperasi, akan memberikan kontribusi besar bagi kelangsungan gencatan senjata dan memastikan perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut," ujar Akar.

Dia bersumpah akan terus membela hak-hak rakyat Azerbaijan, dan Turki berpihak pada saudara Azerbaijan sejalan dengan konsep satu bangsa dan dua negara.

Pembebasan Karabakh

Hubungan antara bekas republik Soviet di Armenia dan Azerbaijan tegang sejak 1991, ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh, yang diakui secara internasional sebagai wilayah Azerbaijan, dan tujuh wilayah yang berdekatan lainnya.

Ketika bentrokan baru meletus pada 27 September 2020, tentara Armenia melancarkan serangan terhadap warga sipil dan pasukan Azerbaijan serta melanggar beberapa perjanjian gencatan senjata kemanusiaan.

Selama konflik 44 hari, Azerbaijan membebaskan beberapa kota dan hampir 300 pemukiman dan desa dari pendudukan selama hampir tiga dekade.

Meskipun kesepakatan 10 November mengakhiri konflik tersebut, tentara Armenia beberapa kali melanggar perjanjian dan membunuh beberapa tentara Azerbaijan dan seorang warga sipil, menurut Kementerian Pertahanan Azerbaijan.

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/pos-militer-bersama-turki-rusia-di-karabakh-mulai-beroperasi-sabtu-ini/2128009
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement