REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Badan Pengawas Obat Uni Eropa (UE) pada Jumat menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh perusahaan biofarmasi AstraZeneca.
European Medicine Agency (EMA) merekomendasikan lisensi pemasaran bersyarat untuk vaksin yang dikembangkan oleh Universitas Oxford yang berbasis di Inggris. Komisi Eropa diharapkan memberikan persetujuan akhir dalam beberapa jam setelah keputusan tersebut.
Setelah vaksin BioNTech/Pfizer disetujui pada Desember dan vaksin Moderna awal bulan ini, ini adalah vaksin ketiga yang telah disahkan oleh badan Eropa.
Menurut EMA, vaksin AstraZeneca terbukti aman dan efektif dengan empat uji coba yang melibatkan 24.000 orang.
Keputusan itu diambil di tengah perselisihan sengit antara UE dan AstraZeneca mengenai pasokan vaksin.
Baca juga : Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi Ditangkap
Perusahaan dikritik habis-habisan oleh pejabat UE sejak AstraZeneca pada Jumat lalu mengumumkan bahwa mereka akan mengirimkan lebih sedikit vaksin dari jumlah awalnya disetujui karena "hasil yang berkurang di lokasi produksi". Perusahaan terus memasok vaksinnya ke Inggris yang mengesahkan vaksin itu pada Desember kemarin.
AstraZeneca berpendapat bahwa mereka telah menandatangani kontrak dengan Inggris lebih awal daripada dengan Uni Eropa, dan berjanji untuk mengirimkan vaksin ke Uni Eropa dengan "upaya terbaik yang masuk akal".
Kedua belah pihak pada Jumat menerbitkan kontrak mereka untuk membuktikan interpretasi hukum mereka tentang istilah "upaya terbaik yang masuk akal."