REPUBLIKA.CO.ID, CAIRO--Mesir menerima pengiriman 50 ribu vaksin virus Corona yang diproduksi di India pada Ahad (31/1). Vaksin Covid-19 tiba di Bandara Internasional Kairo menggunakan pesawat Emirates EK 927 dari India melalui Dubai.
Penasihat kepresidenan, Mohammed Awad Tag El-Din mengumumkan pada Sabtu bahwa Mesir secara bertahap akan menerima vaksin virus corona dari berbagai sumber, termasuk 50 ribu dosis vaksin AstraZeneca dari India.
Tag El-Din mengatakan bahwa wanita hamil tidak akan dapat menerima vaksinasi, karena stok jab Mesir telah dilacak dengan cepat. Vaksin di Mesir hanya akan menargetkan petugas kesehatan, orang tua dan mereka yang menderita penyakit kronis
"Pabrik farmasi telah bekerja untuk memenuhi kebutuhan obat kami untuk protokol pengobatan virus corona. Kami memiliki cadangan strategis alat dan peralatan medis," kata Kementerian Kesehatan Mesir, Tag El-Din dilansir dari Arab News, Senin (1/2).
Issam Salah, penasihat menteri kesehatan untuk teknologi informasi, mengatakan sebuah situs web dirancang untuk menangani permintaan untuk menerima vaksin Covid-19 eksperimental. Situs web tersebut juga telah melihat interaksi yang hebat dengan orang Mesir. "Ini menerima lebih dari 10.000 permintaan dalam satu jam pertama peluncurannya," kata Salah.
Baca juga : Islam Agama Transnasional, Impor, dan Arogan?
Salah mengatakan, ada tiga cara untuk mengajukan aplikasi di situs tersebut: Mendaftar secara online, melalui telepon, atau secara langsung di rumah sakit yang terdaftar yang akan diumumkan di kemudian hari.
Warga negara Mesir akan dapat menggunakan situs web tersebut untuk mengirimkan permintaan vaksinasi setelah pendaftaran dibuka dalam beberapa hari mendatang.
Aly Al-Ghamrawi, juru bicara Otoritas Obat Mesir (EDA), mengatakan kepada media Mesir bahwa EDA sedang mempelajari vaksin AstraZeneca, dan setelah persyaratan yang diperlukan terpenuhi, keputusan persetujuan akan diajukan untuk penggunaan daruratnya. EDA juga mempelajari vaksin Sputnik V Rusia untuk pendaftaran lokal dan membuatnya tersedia untuk warga Mesir bersama dengan jab Sinopharm China, yang telah disetujui untuk penggunaan darurat.
Mohammed Hassani, Asisten Menteri Kesehatan untuk inisiatif dan anggota Komite Ilmiah kementerian untuk Memerangi Covid-19, mengatakan kepada media bahwa studi penelitian klinis baru sedang dilakukan di Mesir tentang vaksin Rusia.