Senin 01 Feb 2021 18:26 WIB

Israel Perpanjang Lockdown untuk Hadapi Varian Baru Covid-19

PM Israel mempromosikan vaksinasi Covid-19 cepat bagi kelompok rentan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Seorang pria Israel menerima vaksin COVID-19 Pfizer di sebuah drive di pusat vaksinasi di kota Haifa, Israel utara, Kamis, 7 Januari 2021
Foto: AP/Sebastian Scheiner
Seorang pria Israel menerima vaksin COVID-19 Pfizer di sebuah drive di pusat vaksinasi di kota Haifa, Israel utara, Kamis, 7 Januari 2021

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel memperpanjang karantina wilayah atau lockdown nasional karena varian virus corona pada Ahad (1/2). Langkah itu untuk mengimbangi upaya vaksinasi dan para pejabat memperkirakan penundaan perubahan haluan dari krisis kesehatan serta ekonomi.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah mempromosikan vaksinasi cepat bagi kelompok yang paling rentan di Israel atau menyasar sekitar 24 persen dari 9 juta warga. Upaya itu dibarengi dengan karantina sebagai jalur tambahan untuk kemungkinan membuka kembali ekonomi pada Februari.

Baca Juga

Tapi, proyeksi perubahan haluan pertengahan Januari untuk mengekang pandemi tidak terjadi. Kasus serius telah melonjak di antara orang Israel yang belum divaksinasi. Para pejabat menyalahkan ini pada jenis virus asing yang dapat menular dan pada pelecehan penguncian.

Kabinet Netanyahu memilih untuk memperpanjang karantina nasional selama lima minggu dan menunggu persetujuan parlemen. Parlemen sebelumnya memilih untuk menggandakan denda bagi pelanggar kuncian menjadi 10.000 shekel.

Menyoroti tantangan Israel dalam menegakkan pembatasan, ribuan orang Yahudi ultra-Ortodoks menghadiri pemakaman dua rabi terkemuka di Yerusalem pada Ahad. Pelanggaran dilakukan oleh pendukung konservatif Netanyahu ini mendapatkan sorotan dari pesaing dalam pemilihan pada 23 Maret.

"Entah setiap orang terkunci, atau semuanya terbuka untuk semua orang. Hari-hari penipuan sudah berakhir," tulis Menteri Pertahanan Benny Gantz, mitra koalisi sentris Netanyahu dan sekarang pesaing pemilu, di Twitter.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement