REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Bangladesh menyerukan perdamaian dan stabilitas di Myanmar setelah terjadi kudeta militer pada Senin (1/2). Bangladesh berharap Myanmar tetap melakukan upaya untuk mengedepankan proses pemulangan pengungsi Rohingya yang sebelumnya telah terhenti.
Militer Myanmar telah merebut kekuasaan dalam kudeta melawan pemerintahan Aung San Suu Kyi yang terpilih secara demokratis. Suu Kyi ditahan bersama dengan para pemimpin lain dari partai Liga Nasional untuk Demokrasi dalam sebuah penggerebekan pada Senin (1/2) dini hari.
"Kami berharap proses demokrasi dan pengaturan konstitusional akan ditegakkan di Myanmar. Sebagai negara tetangga kami ingin melihat perdamaian dan stabilitas di Myanmar," ujar Kementerian Luar Negeri Bangladesh dalam sebuah pernyataan.
Baca juga : Hilang 15 Tahun, Keluarga Muslim Temukan Anaknya Jadi Hindu