REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM--Israel dan Kosovo menjalin hubungan diplomatik pada Senin (1/2) via daring karena krisis virus corona.
kesepakatan ini ditengahi oleh Amerika Serikat (AS) dan mencakup janji negara mayoritas Muslim itu untuk membuka kedutaan di Yerusalem.
Israel melihat hubungan barunya dengan negara Balkan kecil itu sebagai bagian dari normalisasi yang lebih luas dengan negara-negara Arab dan Muslim di bawah perjanjian yang disponsori mantan presiden AS Donald Trump.
Trump mengumumkan hubungan kedua negara pada September sebagai kesepakatan sampingan dari perjanjian ekonomi antara Kosovo dan Serbia.
Sebagai bagian dari kesepakatan itu, Serbia yang memiliki hubungan dengan Israel juga setuju membuka kedutaan besar di Yerusalem.
Selama upacara penandatanganan yang diadakan melalui konferensi video Zoom, Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi mengatakan, hubungan baru itu bersejarah dan mencerminkan perubahan di kawasan, dalam hal ini hubungan Arab dan dunia Muslim dengan Israel.
Ashkenazi mengatakan, dia telah menerima permintaan resmi dari Kosovo untuk mendirikan kedutaan besar Yerusalem yang diharapkan akan dibuka pada akhir Maret.
Hanya dua negara, yakni Amerika Serikat dan Guatemala yang memiliki kedutaan besar di Yerusalem. Yang lainnya, termasuk Malawi dan Honduras, telah berjanji untuk pindah.
Status Yerusalem adalah salah satu rintangan terberat untuk menempa kesepakatan damai antara Israel dan Palestina. Dengan dukungan internasional yang luas, Israel menginginkan Yerusalem Timur yang mereka rebut dalam perang Timur Tengah 1967 sebagai ibu kota mereka.
Upacara tersebut termasuk pembukaan plakat peringatan yang akan ditempatkan di pintu masuk kedutaan Kosovo di Yerusalem setelah pembukaan.
Menteri Luar Negeri Kosovo Meliza Haradinaj-Stublla mengatakan, Kosovo dan Israel memiliki ikatan bersejarah.
"Keduanya telah menyaksikan jalan yang panjang dan menantang untuk eksis sebagai bangsa dan menjadi negara," ujar Menlu Kosovo.
Kosovo mendeklarasikan kemerdekaan dari Serbia pada 2008, hampir satu dekade setelah pemberontakan gerilya oleh mayoritas etnis Albania.
Haradinaj-Stublla mengatakan, dia telah berbicara dalam beberapa hari terakhir dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken yang dia katakan menyuarakan dukungan Presiden Joe Biden untuk hubungan baru Kosovo dengan Israel dan perjanjian ekonomi dengan Serbia.