REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Kabut asap menutupi kota Perth, Australia, akibat dari kebakaran hutan yang melanda puluhan rumah pada Rabu (3/2). Peristiwa ini memperumit karantina ketat setelah kasus Covid-19 pertama di negara bagian Australia Barat dilaporkan lebih dari 10 bulan.
Pihak berwenang mengatakan kondisi panas dan kering memicu kebakaran di pinggiran timur laut Perth. Kini kondisi api tersebut pun telah sedikit mereda dalam semalam.
"Kami mengalami malam yang lebih baik daripada malam sebelumnya, kami tidak mengalami kebakaran yang berdampak pada properti apa pun dalam semalam dan juga beberapa kondisi yang lebih ringan telah memungkinkan kami untuk menyelesaikan beberapa pelacakan," kata Komisaris Layanan Pemadam Kebakaran negara bagian, Darren Klemm.
Klemm merevisi jumlah rumah yang hilang akibat kebakaran dari 59 menjadi 71. Dia mendesak penduduk untuk tetap waspada karena angin yang tidak menentu dapat menyalakan kembali beberapa kebakaran. Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dari kebakaran yang asal-usulnya masih belum diketahui.
"Ini akan terus menjadi api yang menantang bagi kami setidaknya untuk tiga atau empat atau lima hari ke depan," kata Klemm.