Kamis 04 Feb 2021 15:41 WIB

AS Tetap Berpegang pada Kebijakan Satu China

AS telah mengikuti kebijakan "Satu China" selama beberapa dekade.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Bendera Cina-Amerika
Foto: washingtonote
Bendera Cina-Amerika

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Ned Price mengatakan, dukungan AS terhadap kebijakan "Satu China" atas Taiwan tidak akan berubah di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden. 

"Kebijakan kami tidak berubah," ujar Price, dilansir Sputnik News, Kamis (4/2).

Baca Juga

Pernyataan Price sejalan dengan langkah pemerintahan Biden yang tidak mau terburu-buru untuk kembali menjalin hubungan dengan China. AS lebih memprioritaskan pembicaraan dengan negara sekutu dan mitra. Namun, Price mengakui kepentingan nasional AS untuk bekerja sama secara terbatas dengan China dalam berbagai masalah seperti perubahan iklim dan perdagangan.

"Jadi, sebagai langkah pertama kami ingin memastikan bahwa kami sejalan dengan sekutu, sejalan dengan mitra, dan kemudian akan ada keterlibatan di beberapa area dengan China," ujar Price.

Price menggambarkan hubungan AS-China sebagai hubungan yang dilihat melalui lensa persaingan. AS memposisikan diri untuk bersaing dengan China. Price mengatakan bahwa China mengancam alianis AS, menghambat keunggulan teknologi negara Barat, dan terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia berat. 

Sementara itu, China meminta pemerintahan Biden untuk berdialog dan memperbaiki kesalahan dari kebijakan pemerintahan mantan Presiden Donald Trump. Kepala Komisi Urusan Luar Negeri Partai Komunis China, Yang Jiechi berharap Washington dapat kembali menjalin hubungan yang sehat dan stabil. 

"Saya berharap AS akan bangkit dari mentalitas ketinggalan zaman dari persaingan zero-sum dan kekuatan besar dan bekerja dengan China untuk menjaga hubungan di jalur yang benar," kata Yang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement