REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) mendesak pemerintah India untuk mengatasi perbedaan dengan para petani yang berunjuk rasa melalui dialog. Washington mengatakan unjuk rasa damai dan akses internet yang tak dibatasi 'ciri khas demokrasi yang berkembang'.
Puluhan ribu petani berkemah di pinggir ibu kota New Delhi selama berbulan-bulan. Mereka menuntut pemerintah mencabut undang-undang pertanian baru yang menurut mereka merugikan petani. Para petani menilai regulasi yang hanya membuat mereka semakin miskin dan menguntungkan perusahaan besar.
Unjuk rasa yang dimulai sejak bulan November tahun lalu itu mungkin tantangan terbesar Perdana Menteri Narendera Modi. Ia mengatakan undang-undang pertanian yang baru diperlukan untuk memoderenisasi pertanian India.
Di Hari Nasional India 26 Januari lalu, unjuk rasa yang biasanya damai berubah menjadi kerusuhan. Sekelompok petani yang mengikuti parade traktor keluar jalur yang sudah ditentukan sebelumnya dan menerobos masuk Benteng Merah, situs budaya India.
Peristiwa itu mengakibatkan ratusan polisi terluka dan seorang pengunjuk rasa tewas. Kabarnya puluhan petani terluka dalam insiden itu tapi polisi tidak mengungkapkan berapa jumlah pastinya. Pemimpin petani mengecam keras aksi kekerasan tapi mengatakan tidak akan menghentikan unjuk rasa.