REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Penyebaran Vaksin Inggris, Nadhim Zahawi, mengungkapkan saat ini dunia menghadapi sekitar 4.000 varian virus SARS-Cov-2 yang menyebabkan Covid-19. Beberapa di antara mereka dikenal dengan nama varian Afrika Selatan, Inggris, dan Brasil, yang disebut menyebar lebih cepat.
"Saat ini ada sekitar 4.000 varian Covid di seluruh dunia," kata Zahawi saat diwawancara Sky News pada Kamis (4/2).
Meski terdapat ribuan varian, Zahawi yakin vaksin yang telah dikembangkan tetap ampuh menangkal atau mencegah Covid-19. "Sangat kecil kemungkinannya bahwa vaksin saat ini tidak akan efektif pada varian, baik di Kent atau varian lain, terutama jika terjadi penyakit parah dan rawat inap," ujarnya.
Dia menyebut produsen-produsen vaksin seperti Pfizer-BioNTech, Moderna, Oxford-AstraZeneca, dan lainnya sedang mencari cara untuk meningkatkan keefektifan vaksinnya masing-masing. Hal itu guna memastikan dunia siap menghadapi varian apa pun.
Zahawi pun menekankan Inggris siap menghadapi dan menangani varian virus apa pun. "Kami memiliki industri pengurutan genom terbesar, kami memiliki sekitar 50 persen pengurutan genom dunia, dan kami menyimpan perpustakaan semua varian, sehingga kami siap merespons, baik di musim gugur atau seterusnya, untuk tantangan apa pun yang mungkin dimunculkan virus dan menghasilkan vaksin berikutnya," ucapnya.
Varian virus corona Inggris dikenal dengan nama "VUI-202012/01". VUI adalah singkatan Variant Under Investigation.
Varian itu disebut lebih cepat dan lebih mudah menular. VUI-202012/01 memiliki mutasi, termasuk perubahan pada ujung runcing protein yang digunakan untuk mengikat reseptor ACE2 manusia, yang artinya mungkin lebih mudah ditangkap.
Menurut data John Hopkins University, saat ini dunia telah mencatatkan lebih dari 104 juta kasus Covid-19. Korban meninggal akibat pandemi melampaui 2,2 juta jiwa, dilansir dari Reuters.