REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Prancis belum berencana untuk melakukan lockdown nasional, meskipun kenaikan kasus COVID-19 masih mengkhawatirkan. Negara tersebut telah melaporkan rata-rata 20.000 kasus baru, 1.600 rawat inap dan 320 kematian per hari.
Para pejabat Pemerintah mengatakan bahwa meskipun infeksi meningkat, epidemi sebagian besar stabil. Sekitar 14 persen kasus adalah infeksi oleh varian virus corona.
"Lockdown belum dibenarkan dan seharusnya hanya digunakan sebagai upaya terakhir," ujar Perdana Menteri Jean Castex mengatakan pada konferensi pers, dilansir di Euronews, Jumat (5/2).
Dia mengatakan para pejabat sedang menimbang dampak psikologis dari tindakan lebih lanjut, termasuk pada siswa jika sekolah terpaksa ditutup.
"Jika kami terpaksa melakukannya jika terjadi kemunduran yang kuat dan cepat dari situasi, kami tidak akan ragu untuk mengambil tanggung jawab kami," kata Castex.
Dia meminta orang Prancis untuk tetap bersama dan tidak mengendurkan upaya mereka. Saat ini terdapat 27.000 orang yang dirawat di rumah sakit di Prancis. Hal ini menempatkan tekanan pada sistem kesehatan di negara itu. Menurut Castex, enam dari 10 orang dalam perawatan intensif di negara itu adalah pasien COVID-19.
Castex mengatakan bahwa bekerja dari rumah menjadi sangat penting dilakukan untuk mencegah penyebaran.