REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Petugas keamanan Lebanon menemukan aktivis Lokman Slim tewas dengan luka tembakan setelah sempat dilaporkan hilang. Kritikus kelompok Hizbullah yang berkuasa itu ditemukan di daerah yang dikuasai kelompok-kelompok dukungan Iran.
"Kami menemukannya, tampaknya ia ditembak di kepala dan mobil sewaannya ditemukan di Nabatiyeh," kata kawan Slim dan profesor American University in Beirut (AUB), Makram Rabah pada Al Arabiyah, Jumat (5/2).
Motif pembunuhan belum diketahui. Jenazah Slim dibawa ke rumah sakit di Sidon. Kantor berita Lebanon National News Agency (NNA) melaporkan petugas forensik mengatakan mereka menarik empat peluru yang ditembakan ke kepala dan satu di punggung Slim.
Keluarganya melaporkan aktivis dan penerbit yang mengelola pusat penelitian itu hilang sejak Rabu (3/2) malam hingga Kamis (4/2). Mereka mengatakan Slim mengunjungi rumah kawannya di sebuah desa di wilayah selatan Lebanon.
"Saudara saya Lokman Slim meninggalkan Niha al-Janoub enam jam yang lalu untuk kembali Beirut dan ia belum juga pulang, dia tidak menjawab telepon, tidak ada jejaknya di rumah-rumah sakit," kata saudari Slim, Rasha al-Ameer di Twitter pada Kamis dini hari.
Rabah mengatakan keluarganya berhasil melacak telepon genggam Slim di lokasi terakhir ia terlihat di daerah selatan. Tapi mereka tidak menemukannya atau mobilnya.
"Lokman vokal menentang Hizbullah dan ia hilang terlalu jauh ke dalam wilayah selatan dan daerah-daerah yang dikuasai mereka dan ini teknik yang pernah mereka gunakan sebelumnya," kata Rabah.
Sebelum Slim ditemukan Rabah mencicit. "Kami meminta pertanggung jawaban pihak yang menguasai daerah itu dan negara Lebanon atau keamanan dan kepulangannya," kata profesor AUB itu.
Setelah Slim ditemukan tewas, putra pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, Jawab mengunggah sebuah cicitan 'kehilangan bagi sebagian pada kenyataannya keuntungan dan kebaikan bagi yang lain'. Tidak lama kemudian cicitan itu dihapus.
Ia mengatakan cicitan itu urusan pribadi dan tidak dimaksudkan dalam cara yang diduga oleh mengenai kematian Slim. "Cicitan tadi tidak ada hubungannya dengan apa yang terjadi," kata Jawad.
Slim yang vokal mengkritik Hizbullah kerap menjadi sasaran kritikan media-media yang loyal dengan kelompok syiah tersebut. Penegak hukum belum menjelaskan motif pembunuhannya. Tapi saudarinya yakin kematian Slim berhubungan dengan pendapatnya. "Ia memiliki sikap politik, itu yang membuatnya diculik," kata Rasha al-Ameer.
Pendukung-pendukung Hizbullah kerap menyerang Slim sebagai instrumen AS. Intelektual pro-demokrasi itu telah membuat sejumlah film dokumenter bersama istrinya Monika Borgmann.