REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Seorang ahli medis Turki menyuarakan dukungan pada studi yang menunjukkan bahwa satu suntikan vaksin sudah cukup memberikan perlindungan bagi para penyintas Covid-19, yang artinya bisa menghemat jutaan dosis untuk orang lain.
Dalam sebuah studi baru yang diterbitkan pada Senin (8/2), para peneliti dari Icahn School of Medicine di Mount Sinai di New York mengamati bahwa peserta yang sebelumnya terinfeksi Covid-19 memberikan respons antibodi yang sama atau lebih tinggi setelah mereka mendapatkan dosis pertama dari vaksin berbasis mRNA, dibandingkan mereka yang tidak tertular virus dan menerima dua dosis vaksin.
Studi yang belum ditinjau sejawat, juga menemukan bahwa orang yang sebelumnya tertular virus melaporkan efek samping yang tidak menyenangkan seperti sakit kepala, demam, dan nyeri otot atau sendi lebih sering daripada mereka yang tidak pernah terkena virus setelah vaksin dosis pertama.
Menurut hasil ini, para ilmuwan menyarankan bahwa orang yang sebelumnya terinfeksi virus corona bisa diberi hanya satu dosis vaksin untuk menciptakan kekebalan yang sama dengan mereka yang tidak tertular virus dan menerima dua dosis vaksin.
"Mengubah kebijakan untuk memberi orang-orang ini hanya satu dosis vaksin tidak akan berdampak negatif pada titer antibodi mereka. Ini juga bisa menghindarkan mereka dari rasa sakit yang tidak perlu dan memberikan banyak dosis vaksin bagi yang membutuhkan," kata penelitian itu.
Baca juga : Erick Thohir: 400 Cc Plasma Konvalesen Selamatkan 2 Nyawa