REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim penyelamat berjuang membebaskan sekitar 35 pekerja konstruksi yang terperangkap di dalam terowongan di India. Puluhan pekerja itu terjebak setelah bendungan pembangkit listrik tenaga air Tapovan yang sedang mereka kerjakan terdampak sapuan banjir besar, pascagletser runtuh ke sungai Himalaya dua hari lalu.
Para pekerja itu termasuk di antara 197 orang yang dilaporkan hilang. Pejabat pemerintah mengatakan banyak penduduk setempat berhasil lari ke tempat lebih tinggi setelah mendengar gemuruh air mengalir menuruni lembah. Namun tidak halnya untuk para pekerja.
"Para pekerja di terowongan mungkin tidak mendengar apa-apa dan terjebak," kata pejabat itu dikutip Reuters, Selasa (9/2).
Bencana yang dijuluki 'Tsunami Himalaya' oleh media India tersebut menghancurkan jembatan, memotong akses ke desa, dan jalur bekas lanskap pegunungan. Para pejabat mengatakan sebagian besar yang dilaporkan hilang adalah pekerja paruh waktu di proyek PLTA Tapovan Vishnugad, di mana terowongan itu berada. Atau di Rishiganga, bendungan kecil yang tersapu banjir.
Menggunakan buldoser, tentara telah memindahkan batu yang menyumbat mulut terowongan sepanjang 2,5 km tersebut. Penyelamat, terlihat dalam video, juga tengah berupaya memeriksa ketinggian air di dalamnya.
"Tim penyelamat berharap dapat membuka terowongan pada Selasa sore," kata Ashok Kumar, direktur jenderal polisi di negara bagian Uttarakhand.
Peralatan pencitraan termal juga telah dikerahkan untuk membantu menemukan calon korban selamat.