REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Juru Bicara Gedung, Putih Jen Psaki, pemerintah Joe Biden berharap mendapatkan kesempatan memeriksa data dalam laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dirilis pada Selasa (9/2). Dalam laporan terbaru itu menyatakan virus Covid-19 tidak berasal dari laboratorium di Wuhan, China.
Psaki mengatakan, pemerintah tidak terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan penyelidikan. Atas kondisi itu, Amerika Serikat (AS) ingin melakukan peninjauan independen atas temuan dan data yang mendasarinya. Meskipun pemerintah bergabung kembali dengan WHO, Psaki, menekankan pentingnya bagi Washington untuk memiliki tim ahli sendiri di lapangan di China.
Tim ahli independen dalam kunjungannya selama hampir sebulan ke Wuhan menginvestigasi tempat wabah pertama kali muncul di pasar makanan laut pada akhir 2019. Embarek mengatakan kerja tim telah mengungkap informasi baru tetapi belum secara dramatis mengubah gambaran mereka tentang wabah tersebut.
Embarek menjelaskan, kemungkinan virus bocor dari laboratorium sangat tidak mungkin dan tidak memerlukan studi lebih lanjut. Dia mengatakan kelelawar tetap menjadi sumber yang mungkin. Selain itu, penularan virus melalui makanan beku adalah kemungkinan yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
Juru bicara Departemen Luar Negeri, Ned Price, mengatakan tidak dapat secara meyakinkan saat membahas temuan WHO. Dia mengatakan bahwa para ahli WHO telah menerima kerja sama penuh dari China.
"Yah, kurasa juri masih belum masuk. Saya pikir dengan jelas bahwa China, setidaknya sampai saat ini, belum menawarkan transparansi yang kami butuhkan," kata Price menekankan, AS akan membuat keputusannya berdasarkan data WHO dan intelijennya sendiri.