REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan o-cha memperkirakan negaranya akan menerima dua juta dosis vaksin Covid-19 pada akhir April. Dia mengatakan gelombang pertama dari 200 ribu dosis vaksin Covid-19 diharapkan tiba akhir bulan ini. Kemudian 800 ribu dosis lagi akan dikirimkan pada bulan Maret.
"Satu juta dosis lagi diharapkan tiba pada April nanti," kata Prayuth dilansir dari kantor berita Bernama pada Selasa (9/2).
Namun, Prayuth tidak mengungkapkan pemasok vaksin tersebut. Thailand dilaporkan telah memesan 61 juta dosis vaksin Oxford-AstraZeneca COVID-19 dan dua juta dosis lainnya dari Sinovac Biotech China. Bulan lalu, Food and Drug Administration (FDA) Thailand memberikan persetujuan penggunaan darurat selama satu tahun untuk vaksin COVID-19 yang diimpor dan dikembangkan oleh AstraZeneca Plc dan Universitas Oxford.
Sementara itu, Thailand mencatat 189 kasus COVID-19 baru termasuk 159 di provinsi Samut Sakhon, episentrum wabah terbaru di kerajaan, dan tidak ada kematian selama 24 jam terakhir. Hingga saat ini, Thailand mencatat 23.746 kasus dan 79 korban jiwa.
Juru bicara Center for COVID-19 Situation Administration (CCSA), Thaweesilp Wissanuyothin mengatakan dari 189 kasus baru, 123 di antaranya mencari perawatan di rumah sakit. Mereka di antaranya termasuk 74 warga negara Myanmar, 32 warga Thailand, dua warga Kamboja dan satu dengan kewarganegaraan tak dikenal, 56 melalui deteksi kasus aktif. sedangkan 10 adalah kasus impor.
"Jumlah kasus COVID-19 baru telah turun secara nyata di Samut Sakhon dari 777 kasus pada 3 Februari menjadi 159 hari ini. Itu (Samut Sakhon), bagaimanapun, tetap menjadi sumber infeksi di Thailand," kata Thaweesilp.
Thaweesilp mengatakan sekitar 800 orang di komunitas dan pabrik menjalani tes COVID-19 setiap hari.
"Kami telah menyelesaikan uji coba massal di pabrik besar di Samut Sakhon. Kami akan melanjutkan (deteksi kasus aktif) di pabrik-pabrik kecil dan masyarakat," ujar Thaweesilp.
Gelombang baru wabah COVID-19 di Thailand mencatat 19.509 kasus dan 19 kematian sejak pertengahan Desember. Sekitar 80 persen kasus ditemukan di Samut Sakhon.