Rabu 10 Feb 2021 19:32 WIB

Jerman Berencana Perpanjang Lockdown Hingga 14 Maret

Pada 10 Februari, jumlah kasus harian Covid yang dilaporkan sebanyak 8.072 kasus.

Petugas kesehatan mengumpulkan sampel di stasiun pengujian COVID-19 sementara di Mamming, Jerman, Selasa, 28 Juli 2020. Jerman berencana memperpanjang pembatasan demi mencegah penyebaran Covid-19 hingga 14 Maret 2021.
Foto: AP/Matthias Schrader
Petugas kesehatan mengumpulkan sampel di stasiun pengujian COVID-19 sementara di Mamming, Jerman, Selasa, 28 Juli 2020. Jerman berencana memperpanjang pembatasan demi mencegah penyebaran Covid-19 hingga 14 Maret 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jerman berencana memperpanjang pembatasan demi mencegah penyebaran Covid-19 hingga 14 Maret, menurut data yang ditunjukkan dalam rancangan kesepakatan untuk pertemuan antara Kanselir Angela Merkel dengan pemimpin 16 negara bagian pada Rabu.

Angka infeksi harian di Jerman telah menurun sehingga sejumlah pemimpin wilayah mendorong adanya jadwal untuk melonggarkan aturan karantina wilayah atau lockdown, namun muncul perhatian mengenai dampak dari varian virus baru terhadap jumlah kasus.

Baca Juga

"Kita mengalami situasi yang sangat rawan. Kita dapat melihat di negara-negara lain, seperti Portugal, sebegitu cepat gelombangnya kembali," kata Winfried Kretschmann, Pemimpin Negara Bagian Baden-Wuerttemberg.

Dalam rancangan dokumen untuk diskusi pemerintah, yang akan dimulai pada Rabu siang waktu setempat, disebutkan bahwa salon rambut dapat buka dengan syarat yang ketat mulai 1 Maret. Namun rancangan tersebut masih dapat berubah.

Merkel telah menyatakan bahwa sekolah dasar dan taman kanak-kanak akan menjadi prioritas dalam pelonggaran aturan apapun. Rancangan kesepakatan itu menyebut bahwa masing-masing negara bagian dapat membuta keputusan sendiri mengenai mekanisme pembukaan kembali sekolah.

"Jika angka infeksi terus menurun secara akurat, maka prioritas tertinggi sudah jelas terdapat pada anak-anak," kata Kretschmann.

Merkel sebelumnya juga telah jelas menyatakan bahwa ia menginginkan rasio 50 kasus per 100.000 orang sebagai tolok ukur untuk mencabut aturan pembatasan. Saat ini, angkanya tercatat sebesar 68, menurut data yang dirilis Robert Koch Institute, Rabu.

Pada 10 Februari, jumlah kasus harian yang dilaporkan sebanyak 8.072 kasus disertai 813 kematian. Total kasus di negara itu saat ini tercatat lebih dari 2,3 juta.

 

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement