Rabu 10 Feb 2021 22:14 WIB

Presiden Taiwan Ucapkan Selamat Imlek pada China

Presiden Taiwan Ucapkan Selamat Imlek pada China

Rep: Fergi Nadira/ Red: Muhammad Hafil
Suasana Imlek (ilustrasi).
Foto: Antara/Musyawir
Suasana Imlek (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek kepada China pada Selasa (9/2). Kendati demikian, dia menegaskan Taiwan tidak akan pernah menyerah pada tekanan Negeri Tirai Bambu.

"Kami juga ingin mengucapkan selamat tahun baru kepada rakyat di sisi lain selat dan berharap untuk bersama-sama mempromosikan perdamaian dan stabilitas di kedua sisi selat," kata Tsai usai melakukan pertemuan dengan para pejabat keamanan senior Taiwan.

Baca Juga

Pada kesempatan itu, Tsai menyinggung tentang pesawat militer dan kapal perang Cina yang beroperasi di sekitar Selat Taiwan. Menurutnya hal itu tidak kondusif untuk perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.

“Saya ingin menegaskan kembali bahwa posisi konsisten Taiwan dalam hubungan lintas-selat bukanlah untuk menyerah pada tekanan atau tidak terburu-buru ketika kami mendapat dukungan,” ujar Tsai.

Dia mengisyaratkan keinginannya menjalin dialog dengan Cina. Namun pembicaraan harus atas dasar kesetaraan dan saling menghormati. “Perdamaian lintas selat bukanlah masalah sepihak bagi Taiwan. Kuncinya ada di tangan Cina. Pengalaman sejarah telah membuktikan bahwa serangan verbal dan ancaman militer terhadap Taiwan tidak akan membantu hubungan lintas selat,” ucapnya.

Sementara itu Kantor Urusan Taiwan Cina kembali menyebut Pemerintah Taiwan telah memutarbalikkan fakta dan berkolusi dengan kekuatan asing untuk mencari kemerdekaan. "Situasi parah saat ini dalam hubungan lintas selat sepenuhnya disebabkan oleh otoritas  Democratic Progressive Party ," katanya, mengacu pada partai yang berkuasa di Taiwan.

Tsai telah berulang kali menyatakan bahwa Taiwan sudah menjadi negara merdeka dengan nama Republik Cina. Akhir Januari lalu Cina kembali melayangkan peringatan keras kepada Taiwan. Beijing menyebut deklarasi kemerdekaan pulau tersebut berarti perang.

“Kami memperingatkan elemen 'kemerdekaan Taiwan': mereka yang bermain api akan membakar diri mereka sendiri, dan 'kemerdekaan Taiwan' berarti perang,” ujar Juru Bicara Kementerian Pertahanan Cina Wu Qian dalam sebuah konferensi pers pada 28 Januari lalu.

Pada 23 Januari lalu delapan pesawat pembom dan empat jet tempur Cina memasuki sudut barat daya zona identifikasi pertahanan udara Taiwan. Menurut Kementerian Pertahanan Taiwan, pesawat Cina yang memasuki wilayahnya adalah delapan pembom H-6K dan jet tempur J-16. Angkatan Udara Taiwan memperingatkan pesawat-pesawat tersebut. "Serangan peringatan lintas udara telah ditugaskan, peringatan radio dikeluarkan dan sistem rudal pertahanan udara dikerahkan untuk memantau aktivitas tersebut," katanya dalam sebuah pernyataan singkat.

Pada 19 Januari, Taiwan sempat menggelar latihan militer di Pangkalan Tentara Hukuo di selatan Taipei. Tujuan latihan tersebut adalah mengantisipasi dan menangkal serangan dari Beijing. Cina diketahui memiliki ambisi untuk menguasai penuh Taiwan. Beijing mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement