Ahad 14 Feb 2021 10:36 WIB

Gedung Putih Minta Cina Beri Data Soal Kasus Awal Covid

Penasihat keamanan di Gedung Putih menyatakan 'keprihatinan mendalam' atas temuan WHO

Rep: Rizki Jaramaya/ Red: Yudha Manggala P Putra
Gedung Putih (Ilustrasi)
Foto: pictures17.blog.fc2.com
Gedung Putih (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat meminta Cina transparan untuk menunjukkan data awal ketika pandemi virus korona atau Covid-19 muncul. Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan (dalam nada yang dinilai menuduh), laporan itu harus independen dan bebas dari "perubahan data oleh pemerintah Cina".

"Kami memiliki keprihatinan yang mendalam tentang temuan awal investigasi Covid-19 dan pertanyaan tentang proses yang digunakan untuk menjangkau mereka," ujar Sullivan dikutip Reuters, Sabtu (13/2).

Cina kabarnya tidak memberikan data mentah utuh tentang kasus awal pandemi Covid-19 kepada tim investigasi yang dipimpin WHO. Hal ini berpotensi mempersulit upaya untuk memahami bagaimana wabah itu dimulai.

Ahli penyakit menular Australia yang tergabung dalam tim investigasi WHO, Dominic Dwyer mengatakan, tim telah meminta data mentah pasien pada 174 kasus virus korona yang telah diidentifikasi ketika fase awal pandemi di Wuhan pada Desember 2019. Namun tim investigasi hanya menerima data-data ringkasan saja.

Sullivan mengatakan, Gedung Putih memiliki "keprihatinan yang mendalam" tentang laporan dan temuan tim investigasi WHO. Dia menegaskan, ke depan semua negara termasuk Cina harus berpartisipasi dalam proses yang transparan untuk menanggapi keadaan darurat kesehatan.

"Laporan ini harus independen dengan temuan ahli yang bebas dari intervensi atau perubahan oleh pemerintah Cina, untuk lebih memahami pandemi dan bersiap untuk menghadapi pandemi berikutnya. Cina harus menyediakan data ketika awal wabah," ujar Sullivan.

Menanggapi pernyataan Sullivan, seorang juru bicara Kedutaan Besar Cina mengatakan Amerika Serikat telah merusak kerja sama multilateral dan WHO dalam beberapa tahun terakhir. Juru bicara itu mengatakan, AS tidak boleh "menuduh" Cina dan negara lain yang mendukung WHO selama pandemi Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement