Ahad 14 Feb 2021 19:32 WIB

Jepang Resmi Merestui Penggunaan Vaksin Covid Pfizer

Jepang akan mulai menggelar vaksinasi Covid-19 pada pertengahan pekan depan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nidia Zuraya
 Orang-orang yang mengenakan masker pelindung untuk membantu mengekang penyebaran virus corona berjalan di sepanjang jalan perbelanjaan di daerah Ueno, Tokyo Senin, 11 Januari 2021. Kementerian Kesehatan Jepang pada Ahad (14/2/2021) resmi merestui penggunaan vaksin Covid-19 buatan Pfizer.
Foto: AP/Eugene Hoshiko
Orang-orang yang mengenakan masker pelindung untuk membantu mengekang penyebaran virus corona berjalan di sepanjang jalan perbelanjaan di daerah Ueno, Tokyo Senin, 11 Januari 2021. Kementerian Kesehatan Jepang pada Ahad (14/2/2021) resmi merestui penggunaan vaksin Covid-19 buatan Pfizer.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Kementerian Kesehatan Jepang pada Ahad (14/2) resmi merestui penggunaan vaksin Covid-19 buatan Pfizer. Ini menjadi persetujuan pertama di negara tersebut saat pemerintah meningkatkan upaya menaklukkan gelombang ketiga infeksi jelang Olimpiade Musim Panas.

Langkah tersebut sudah diprediksikan setelah panel pemerintah merekomendasikan persetujuan vaksin pada Jumat (12/2), di mana Menteri Kesehatan Norihisa Tamura menyebutkan bahwa Jepang akan mengeluarkan izin perdana mereka secepat mungkin.

Baca Juga

Perdana Menteri Yoshihide Suga mengatakan vaksinasi Covid-19 akan mulai digelar pada pertengahan pekan depan, dengan sekitar 10.000 petugas medis divaksin terlebih dahulu.

Pemerintah berharap dapat mengamankan pasokan vaksin yang cukup untuk seluruh penduduk mereka, yakni sekitar 126 juta jiwa, hingga pertengahan tahun.

Sebagian besar wilayah Jepang masih dalam status darurat pasca gelombang virus ketiga dan yang paling mematikan melanda akhir tahun lalu.

Kasus dan kematian Covid-19 cenderung lebih rendah dalam beberapa pekan belakangan dan Tokyo mencatat hampir 400 kasus di ibu kota pada Ahad (14/2). Hingga kini Jepang telah mengkonfirmasi sekitar 410.000 kasus dan 6.772 kematian Covid-19.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement