REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada Senin (15/2) menandai peringatan 13 tahun permintaan maaf resmi pemerintah kepada penduduk asli negara itu, Aborigin, atas peristiwa penganiayaan bersejarah.
"Dalam mengakui fakta itu, saya mengulangi kata-kata pendahulu saya ... saya minta maaf," kata Morrison kepada parlemen Australia.
Morrison mengatakan tindakan penganiayaan pada masa lalu, termasuk pemindahan lebih dari 100.000 anak Aborigin dari keluarga dan komunitas mereka, harus diakui.
Mantan Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd, sebelumnya memimpin permintaan maaf pemerintah di parlemen pada 2008 kepada para anggota yang disebut "Generasi yang Dicuri".
Pemerintah Australia pada tahun-tahun sebelumnya telah menandai hari itu dengan pemutakhirantahunan tentang program Penutupan Celah (Closing the Gap) yang telah berjalan lama yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan penduduk pribumi Australia. Sekitar 700.000 penduduk asli Australia berada pada urutan bawah dari hampir 26 juta warga negara itu untuk hampir setiap indikator ekonomi dan sosial.
Setelah lebih dari satu dekade gagal memenuhi target-target, seperti peningkatan harapan hidup serta standar pendidikan dan kesehatan untuk penduduk pribumi, pemerintah tahun lalu merombak program Closing the Gap tersebut dan menempatkan para pemimpin adat di titik utama pengambilan keputusan. Perombakan tersebut menunda laporan tahunan, yang akan diterbitkan pada Juli.