REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi akan tetap memperlakukan kelompok pemberontak Houthi di Yaman sebagai organisasi teroris. Hal itu bertentangan dengan keputusan Amerika Serikat (AS) yang secara resmi mencabut penetapan Houthi sebagai organisasi teroris.
"Meskipun demikian, kami masih akan menetapkan militan Houthi sebagai organisasi teroris dan mengatasi ancamannya dengan aksi militer," ujar Duta Besar Saudi untuk PBB, Abdallah Al-Mouallimi, dilansi Middle East Monitor, Rabu (17/2).
Pada Ahad (14/2) lalu, beberapa komentar di media yang dikendalikan Pemerintah Saudi telah mengkritik keputusan AS yang menghapus Houthi dari daftar teroris. Mereka mengatakan, tindakan AS akan membuat Houthi semakin berani meningkatkan serangan terhadap Saudi.
"Ada kontradiksi yang jelas antara klaim pemerintah baru (AS) untuk mendukung keamanan kerajaan dan pendekatan lunaknya dengan Houthi," tulis seorang kolumnis Hamoud Abu Thalib di surat kabar Okaz.
Kolumnis lainnya, Fahim al-Hamid yang juga menulis di surat kabar Okaz mengatakan, keputusan AS "hadiah" kepada Houthi dan Iran yang "mengirimkan sinyal yang salah". Pekan lalu, Houthi mengeklaim beberapa serangan pesawat tak berawak di wilayah Arab Saudi selatan. Sebagian besar berhasil dicegat, namun satu pesawat berhasil menghantam bandara sipil. Houthi telah memerangi koalisi yang dipimpin Saudi, yang melakukan intervensi di Yaman pada 2015.