Rabu 17 Feb 2021 21:10 WIB

Putri Latifa: Saya Disandera, Vila Ini Seperti Penjara

BBC Sebut Putri Latifa merekam video dirinya di ponsel saat sembunyi di kamar mandi.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Putri Latifa
Foto: BBC/Tangkapan Layar
Putri Latifa

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Putri Perdana Menteri Uni Emirat Arab (UEA), Sheikha Latifa mengaku telah disandera di sebuah vila yang sudah seperti penjara. Hal itu ia ungkapkan dalam rekaman rahasia yang disiarkan dalam sebuah dokumenter dari BBC.

Putri Latifa memang berupaya melarikan diri ke luar negeri pada 2018. Namun putri dari Sheikh Latifa binti Mohammed Al Maktoum kini muncul dalam rekaman video tersebut.

Baca Juga

Putri Latifa terakhir terlihat di publik pada Maret 2018 di atas kapal pesiar di lepas pantai India sebelum serangan oleh pasukan India dan UEA yang terpaksa membawanya kembali ke Dubai. Itu adalah upaya kedua yang gagal untuk melarikan diri ke luar negeri. Saat remaja pada 2002, dia juga sudah pernah mencoba meninggalkan UEA.

Dalam sebuah rekaman video yang diperoleh BBC Panorama, Putri Latifa mengatakan: "Saya seorang sandera. Villa ini telah diubah menjadi penjara. Semua jendela dilarang dibuka, ditutup. Saya tidak dapat membuka jendela apa pun. Saya sendirian, sel isolasi. Tidak ada akses ke bantuan medis, tidak ada pengadilan, tanpa biaya, tidak ada."

Menurut BBC, Putri Latifa diam-diam merekam video dirinya di ponsel saat bersembunyi di kamar mandi terkunci. Dokumenter itu mengatakan sekitar setahun setelah Latifa dibawa kembali ke Dubai. Temannya Tiina Jauhiainen dihubungi oleh seseorang yang membantunya secara diam-diam berhubungan kembali dengannya.

Jauhiainen berhasil terhubung ke Latifa dan sejak itu sang putri telah merekam banyak pesan video. Dia menggambarkan penahanannya di sebuah vila yang diubah menjadi penjara dengan jendela tertutup.

"BBC Panorama telah secara independen memverifikasi detail di mana Latifa disandera. Dia dijaga oleh sekitar 30 polisi, bekerja secara bergilir, baik di dalam maupun di luar vila. Lokasinya hanya beberapa meter dari pantai. Tidak diketahui apakah dia itu. masih ada," kata siaran pers BBC Panorama.

"Saya telah berada di sini sejak itu, selama lebih dari satu tahun di sel isolasi. Tidak ada akses ke bantuan medis, tidak ada pengadilan, tanpa biaya, tidak ada. Setiap hari saya khawatir tentang keselamatan saya dan polisi mengancam saya bahwa saya tidak akan pernah melihat matahari lagi. Saya tidak aman di sini," ujar Putri Latifa dalam video itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement