REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi dijadwalkan mengunjungi Iran pada Sabtu (20/2). Dia akan bertemu pejabat tinggi Iran untuk membicarakan kelanjutan verifikasi aktivitas nuklir negara tersebut.
"Grossi akan mengunjungi Teheran pada Sabtu untuk berdiskusi dengan para pejabat senior Iran guna menemukan solusi yang dapat disepakati bersama bagi IAEA untuk melanjutkan kegiatan verifikasi penting di negara itu," kata IAEA dalam sebuah pernyataan pada Rabu (17/2), dikutip laman Anadolu Agency.
Duta Besar Iran untuk PBB Kazem Gharib Abadi mengonfirmasi jadwal kunjungan Grossi ke negaranya. Pada 15 Februari lalu, Abadi menyampaikan pada IAEA bahwa Iran berhenti menerapkan Protokol Tambahan di bawah Perjanjian Non-Proliferasi (NPT) mulai 23 Februari.
Protokol, yang ditandatangani Iran pada Desember 2003, mengharuskan penandatangan memberikan deklarasi rinci tentang kegiatan nuklir mereka. Selain itu, protokol mengharuskan Iran memberikan akses kepada badan PBB untuk mengunjungi serta memeriksa situs nuklirnya.
Pengumuman Iran menghentikan penerapan Protokol Tambahan kian memperumit isu nuklir negara tersebut. Sebab di sisi lain, tengah terjadi kebuntuan atas penghidupan kembali perjanjian nuklir 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).
JCPOA retak sejak mantan presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat (AS) dari perjanjian tersebut pada pertengahan 2018. Presiden Joe Biden telah menyatakan bakal membawa AS kembali ke JCPOA. Namun hal itu tak dapat dilakukan tergesa-gesa.