REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR - Diplomat asing dikabarkan tengah meninjau situasi di Jammu dan Kashmir, India. Hal itu bertujuan sebagai upaya memulihkan keadaan normal setelah situasi di sana sangat dibatasi akibat pemerintah India mencabut status khusus kawasan yang disengketakan tersebut.
Satu kelompok yang terdiri atas 24 utusan berada di Kashmir pada Rabu (17/2) waktu setempat. Sementara pada Kamis (18/2), mereka berada di Jammu.
Itu adalah delegasi diplomat ketiga yang berkunjung sejak Agustus 2019 saat pemerintah melakukan tindakan yang menimbulkan keamanan ketat di wilayah tersebut. Menurut keterangan penduduk sekitar, para penjaga bersenjata dan pejabat dari kementerian luar negeri menemani para diplomat dari Afrika, Uni Eropa, negara-negara Asia Tengah dan Selatan dalam tur yang dikontrol ketat di Srinagar, kota terbesar di Kashmir.
Meskipun pemerintah ingin menunjukkan keadaan normal, beberapa jalan sepi dan pasar sebagian ditutup karena tindakan keras keamanan. Para diplomat diizinkan untuk berbicara dengan penduduk setempat dan mendiskusikan tanggapan mereka terhadap pemilihan lokal dan peluang ekonomi baru-baru ini.
"Saya memberi tahu para diplomat bagaimana pengangguran meningkat dan pemerintah harus menciptakan banyak pekerjaan bagi kaum muda untuk mencegah mereka memulai protes," kata Fayzal Sheikh (46 tahun) seorang pedagang tekstil di kota Srinagar.