REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Kota Moskow, Rusia, akan meluncurkan uji klinis vaksin Sputnik V pada anak berusia antara 14 hingga 18 tahun. Hal itu guna mengetahui apakah kalangan anak-anak dapat disertakan dalam program vaksinasi.
“Penting untuk melindungi tidak hanya orang dewasa, tetapi juga anak-anak dari virus Corona. Untuk tujuan ini, tiga tahap uji klinis vaksin Sputnik V untuk anak-anak berusia 14 hingga 18 tahun akan diadakan di Children's City Clinical Hospital yang dinamai ZA. Bashlyaeva," kata Wali Kota Moskow Sergei Sobyanin pada Kamis (18/2), dikutip laman kantor berita Rusia TASS.
Dia menjelaskan, dari hasil uji coba, pemerintah akan memutuskan apakah anak-anak dapat disertakan dalam program vaksinasi massal. Sebelum Moskow, University of Oxford telah terlebih dulu meluncurkan penelitian untuk menilai keamanan dan respons kekebalan dari vaksin Covid-19 yang dikembangkannya pada anak-anak.
Oxford menjadi yang pertama melakukan hal tersebut. "Uji coba tahap tengah baru akan menentukan apakah vaksin itu efektif pada orang berusia antara 6 dan 17 tahun," kata Oxford University dalam sebuah pernyataan pada 13 Februari lalu.
Oxford menyebut sekitar 300 relawan bakal dilibatkan dan inokulasi pertama diharapkan berlangsung bulan ini. Oxford mengembangkan vaksin Covid-19 bersama AstraZeneca. Vaksin mereka telah dielu-elukan sebagai "vaksin untuk dunia" karena harganya lebih murah dan lebih mudah didistribusikan.
AstraZeneca menargetkan produksi 3 miliar dosis tahun ini. Target produksi lebih dari 200 juta dosis per bulan hingga April mendatang.