REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Amerika Serikat (AS) secara resmi kembali bergabung dengan Paris Climate Change Jumat kemarin. PBB mengapresiasi kebijakan Biden yang mengoreksi keputusan Trump untuk menarik diri sebelumnya sebagai hal yang baik.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengatakan, upaya masuknya kembali AS merupakan hal yang sangat penting. Hal serupa juga ditegaskan oleh mantan kepala pemanasan global PBB Christiana Figueres. "Itu adalah pesan politik yang dikirim AS, " ujar dia dikutip dari New York Post, Sabtu (19/2).
Sebelumnya, Biden memang sempat mengeluarkan pernyataan pada hari pertamanya menjabat, mengenai Paris Climate Change.
“Saya, Joseph R. Biden Jr., Presiden Amerika Serikat, telah melihat dan mempertimbangkan Perjanjian Paris, yang dilakukan di Paris pada 12 Desember 2015, dengan ini menerima Perjanjian tersebut dan setiap artikel serta klausulnya atas nama Amerika Serikat," tuturnya saat itu.
Bergabungnya AS kembali, tentu akan memiliki pengaruh langsung di AS. Namun demikian, untuk melengkapi inisiatif Biden, pemerintahan juga akan menghambat industri yang mengekstraksi bahan bakar fosil.
Biden juga membatalkan pembangunan pipa minyak Keystone XL dari Kanada dan melarang izin masa depan untuk pengeboran minyak dan gas di tanah federal.