REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Meghan Markle dan Pangeran Harry secara resmi tidak akan kembali ke peran kerajaan mereka. Hal ini dikonfirmasi oleh Istana Buckingham dalam sebuah pernyataan yang rilis pada Jumat (19/2).
Pasangan yang mulai meninggalkan kerajaan pada Maret 2020 itu mengaminkan prediksi banyak orang yang menyebut mereka tak akan kembali lagi ke istana. Mereka benar-benar tak akan lagi mempertahankan perlindungan mereka dan mengurangi keterlibatan kerajaan serta banyak badan amal Inggris.
"Duke dan Duchess of Sussex telah mengkonfirmasi kepada Yang Mulia Ratu bahwa mereka tidak akan kembali sebagai anggota keluarga Kerajaan yang bekerja," kata pernyataan Istana Buckingham, dilansir laman People, Jumat (19/2).
Pernyataan itu melanjutkan, setelah percakapan dengan Duke, Ratu telah menulis konfirmasi bahwa jika telah menjauh dari pekerjaan Keluarga Kerajaan, maka Meghan dan Harry tidak mungkin untuk melanjutkan tanggung jawab dan tugas yang datang dengan kehidupan pelayanan publik.
Lebih lanjut, pangeran yang berusia 36 tahun itu akan kehilangan pengangkatan militer kehormatannya. Selanjutnya, hal itu akan didistribusikan kembali di antara anggota keluarga Kerajaan yang bekerja.
Perwalian dan perlindungan lain yang akan dikembalikan kepada Ratu Elizabeth II yang berusia 94 tahun itu. Pengembalian itu termasuk Perwalian Persemakmuran Ratu, Persatuan Sepak Bola Rugby, Liga Sepak Bola Rugbi, Teater Nasional Kerajaan, dan Asosiasi Universitas Persemakmuran.
Meskipun Pangeran Harry dan Meghan tidak lagi menggunakan gelar Yang Mulia, mereka akan mempertahankannya. Gelar Duke dan Duchess of Sussex pun masih tetap dipertahankan.
"Sementara semua sedih dengan keputusan mereka, Duke dan Duchess tetap menjadi anggota keluarga yang sangat dicintai," kata pengumuman Istana Buckingham.
Dalam pernyataan mereka sendiri tentang berita tersebut, perwakilan Pangeran Harry dan Meghan mengatakan bahwa pasangan itu tetap berkomitmen pada tugas dan layanan mereka kepada Inggris dan di seluruh dunia. Mereka juga yelah menawarkan dukungan berkelanjutan mereka kepada organisasi yang mereka wakili terlepas dari peran resminya.
"Kita semua bisa menjalani kehidupan pelayanan. Pelayanan itu universal," bunyi pernyataan perwakilan yang tengah menanti buah hati kedua itu.