REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Pemerintah Irak mengatakan penerapan pembatasan sosial yang tengah diterapkan untuk menekan penyebaran Covid-19 tidak akan mengganggu atau mempengaruhi kunjungan Paus Fransiskus ke negara tersebut. Pemimpin tertinggi umat Katolik dijadwalkan berkunjung ke Irak pada 5 Maret.
"Langkah-langkah untuk menyambut Paus sedang berlangsung sesuai rencana," ungkap penasihat presiden Irak Ismail al-Hadidi pada Iraqi News Agency pada Sabtu (20/2).
Pada Kamis (18/2) lalu, Pemerintah Irak mengumumkan jam malam parsial selama dua pekan di seluruh negeri, kecuali wilayah Kurdi, untuk menahan lonjakan infeksi Covid-19 secara tiba-tiba. Langkah-langkah itu termasuk penangguhan menghadiri sekolah, kegiatan olahraga, dan penutupan masjid serta taman.
Pembatasan dijadwalkan dicabut pada 4 Maret. Namun ada kemungkinan kebijakan tersebut diperpanjang. Paus Fransiskus diagendakan berada di Irak pada 5-8 Maret. Itu merupakan kunjungan perdananya ke negara tersebut.
Paus juga berencana mengunjungi Lebanon dan Sudan Selatan. Namun Vatikan belum merilis jadwal kunjungan ke kedua negara tersebut.