Ahad 21 Feb 2021 22:24 WIB

WHO Minta Tanzania Transparan Soal Covid-19

Desakan WHO muncul setelah rentetan kematian menimpa pejabat Tanzania

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: A.Syalaby Ichsan
Sedikitnya 15 warga Tanzania meninggal akibat infeksi misterius yang menyebabkan mual dan muntah darah.
Foto: aa.com
Sedikitnya 15 warga Tanzania meninggal akibat infeksi misterius yang menyebabkan mual dan muntah darah.

REPUBLIKA.CO.ID, DODOMA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak Pemerintah Tanzania untuk mulai mendata kasus virus Covid-19 dan membagikan datanya.  Tanzania merupakan salah satu dari sedikit negara di dunia yang tidak mempublikasikan data kasus Covid-19.

Negara ini terakhir kali melaporkan kasusnya pada Mei 2020, ketika sekitar 500 kasus terkonfirmasi dan 20 kematian tercatat. Di bulan berikutnya, Presiden John Magufuli mendeklarasikan Tanzania bebas virus Covid-19.

 

Dilansir dari BBC, Ahad (21/2), terlepas dari klaim tersebut, muncul kekhawatiran yang terus berkembang tentang kemungkinan epidemi tersembunyi. Permohonan dan desakan dari WHO muncul setelah serentetan kematian terjadi pada pejabat pemerintah Tanzania.

 

Wakil presiden pulau semi-otonom Tanzania, Seif Sharif Hamad, dilaporkan meninggal dunia, Rabu (17/2). Sebelumnya, partai yang menaungi Hamad mengumumkan jika dia telah tertular Covid-19.

 

Seif Sharif Hamad merupakan politikus paling terkemuka di Tanzania yang secara terbuka menyatakan dia terpapar virus tersebut. Kepala layanan sipil pemerintah, John Kijazi, juga meninggal pada hari yang sama, tetapi tidak ada alasan yang diberikan atas kematiannya.

 

"Kami menyampaikan belasungkawa kepada saudara dan saudari Tanzania, atas meninggalnya pemimpin senior Tanzania serta sekretaris kepala pemerintah baru-baru ini," kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam sebuah pernyataan.

 

Dalam pernyataan yang sama, ia juga mendesak Tanzania untuk kembali mulai mendata kasus Covid-19 dan membagikan datanya.

 

Saat ini, sulit untuk mengetahui sejauh mana penyebaran virus Covid-19 di Tanzania tanpa adanya data yang jelas. Tak hanya itu, dia juga mengatakan orang Tanzania yang bepergian ke luar negeri telah dites positif terkena virus Covid-19.

 

"Ini menggarisbawahi perlunya Tanzania mengambil tindakan tegas untuk melindungi rakyat mereka sendiri dan melindungi penduduk di negara-negara dunia dan sekitarnya," ujarnya.

 

Presiden Magufuli sebelumnya mengecilkan dampak virus ini dan menolak mengambil tindakan untuk mengekang penyebarannya. Selanjutnya, awal bulan ini Menteri Kesehatan mengatakan Tanzania tidak berencana untuk melakukan vaksinasi.

 

Namun, saat memberikan pidato di pemakaman Kijazi, Magufuli tampaknya mengakui virus itu beredar di Tanzania.

 

Dia mengatakan Tanzania telah mengalahkan penyebaran Covid-19 tahun lalu dan akan menang lagi di tahun ini. Magufuli mendorong orang untuk memakai masker guna menghindari infeksi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement