REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar (Dubes) Azerbaijan Jalal Mirzayev mengatakan, saat ini pemerintahnya tengah membangun kembali wilayah bekas pendudukan Armenia di Nagorno-Karabakh.
"Kami kini membangun kembali wilayah Nagorno-Karabakh, jadi butuh sedikit waktu dalam prosesnya," ujar Dubes Mirzayev dalam kesempatan webinar secara virtual untuk mengenang peristiwa pembantaian Khojaly, Senin (22/2).
Dubes mengatakan, warga Azerbaijan tinggal di wilayah sudut Karabakh, serta tujuh wilayah yang berdekatan yang berada di wilayah pendudukan Armenia. Kini, warga sudah dibebaskan dari pendudukan Armenia dan 90 persen pasukan Armenia telah pergi dari kawasan itu.
Sementara itu, warga yang mengungsi akan kembali ke Azerbaijan. "Kami akan kembali ke semua terapis pengorbanan hingga meninjau wilayah Nagorno-Karabakh, rumah dari Azerbaijan," ujarnya.
Untuk mencapai hal tersebut, Dubes mengatakan pemerintah memerlukan tidak sedikit waktu. "Jadi kami berharap dalam empat atau lima tahun ke depan, kami juga dapat mengundang teman-teman Indonesia kami, jurnalis Indonesia untuk datang dan melihat bagaimana situasi di lapangan (Nagorno-Karabakh)," ujar Dubes Mirzayev.
Dubes juga menjelaskan bagaimana peran Rusia dan Turki dalam menjaga perdamaian di Azerbaijan. Sebelumnya, Rusia dan Turki mendirikan pusat kendali bersama di Nagorno-Karabakh.
Menurutnya, prajurit masing-masing negara di pusat kontrol sangat fungsional dan efektif. Tidak ada kerugian dilihat dari kedua sisi dan aktivitas lainnya.
"Jadi kami berharap kehadiran pihak Rusia dan Turki dengan aktivitas mereka di pusat kendali bersama akan memberikan kontribusi positif bagi perdamaian dan keamanan di kawasan," ujarnya.
Peristiwa Khojaly