REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) menyerukan penyelamatan segera untuk sekelompok pengungsi Rohingya yang terapung-apung di kapal di Laut Andaman, Senin (22/2). Mereka harus menghadapi kondisi tanpa makanan atau air dan banyak di antaranya sakit dan menderita dehidrasi ekstrem.
"Dengan tidak adanya informasi yang tepat mengenai lokasi pengungsi, kami telah memberi tahu pihak berwenang negara-negara maritim yang relevan tentang laporan ini dan meminta bantuan cepat mereka," kata UNHCR dalam sebuah pernyataan.
Badan tersebut mengatakan, telah mendapatkan laporan beberapa penumpang telah meninggal. Jumlah kematian meningkat selama akhir pekan di atas kapal yang dikatakan telah meninggalkan distrik pesisir Cox's Bazar di Bangladesh sekitar 10 hari yang lalu dan mengalami kerusakan mesin.
"Tindakan segera diperlukan untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah tragedi lebih lanjut," kata UNHCR menawarkan untuk mendukung pemerintah dengan memberikan bantuan kemanusiaan dan tindakan karantina kepada mereka yang diselamatkan.
Seorang pejabat senior Penjaga Pantai India mengatakan bahwa kapal tersebut telah dilacak dan dilaporkan aman. Hanya saja, mereka belum mengetahui kondisi penumpang di atas kapal.